Saturday, March 10, 2018

Di Kampung Ende ku temukan Jati Diri


Ku abadikan ini sebagai kenangan setelah kembali ke tanah leluhur

Borong, Flores NTT.
Mohon do'a dan dukungan
Cuaca masih extrim di ufuk barat.
Butuh persiapan matang untuk menerjang badai.
Keyakinan sepertinya begitu kuat ke arah itu, dan itu pernah terbukti berturut-turut bahwa financial tak selalu menjadi penentu "Masih banyak jalan ke Jedah". Namun itu kembali kepada khalayak sebagai salah satu motor dalam penentuannya.

Dengan waktu penantian yang tak lama lagi akan memberikan peluang agar bisa menjadi lebih baik lagi setelah itu "can be anybody you want to".

"Dirimu masih terlalu muda",,,,,Masih terngiang ditelinga ketika sebuah testimoni ringan dalam kancah otonomi level bawah, terbantahkan ketika sang proklamator usia 41 tahun menjadi pemimpin sebuah bangsa yang sejak usia 24 tahun berkecimpung memikirkan nasib Nusantara. Soekarno pernah diasingkan di bumi flores Ende, dalam kesunyian memikirkan sebuah falsafah bangsa yang sekarang menjadi pedoman dan central dari sumber hukum lainnya.

TGB, begitu belia di usia 34 tahun menjadi wakil rakyat di senayan, 37 tahun bisa menjadi pemimpin NTB, 2 periode tak terbantahkan, dan digadang-gadang maju ke level Istana, dan sekarang menjadi Ketua Alumni Al Azhar Mesir Indonesia menggantikan Prof. Quraiys Sihab.

Di Kampung Ende ku temukan Jati Diri, sebuah kampung yang berada di tengah kota Borong Manggarai Timur yang mayoritas penduduknya dari Ende, kampung yang melahirkan sejuta kenangan, kampung yang memberi pelajaran bagaimana hidup rukun dalam perbedaan, bagaimana menyikapi perbedaan Keyakinan, kesabaran terlahir disini. 

Delapan tahun sudah, waktu begitu singkat, namun kerinduan akan tanah leluhur mulai membuncah, keberadaanku disana bukan berarti diriku menjadi yang diasingkan oleh tanah kelahiran yang sempat terpuruk dalam penyalah gunaan sistem, panggilan jiwa bahwa dimanapun selalu siap untuk mengabdi, dan itu adalah tujuan.

Tak mesti ada alasan kelasik yang menghambat suatu perubahan, cuma karena tingkat keberanian dan mindshet yang perlu diterapkan dalam menuju perubahan. Ada banyak solusi tentang itu, dan sudah banyak diterapkan dalam janji-janji, namun sedikit sekali yang terealisasi, mengapa,,,?, itu sudah menjadi rahasia umum, dan pola itu mesti dirubah dari sekarang. Bersatu, berpadu, merupakan sebuah harapan.

Siap untuk kembali bukan menjadi kumbang penghisap, namun lebih pada kembali untuk merubah menjadi lebih baik lagi.
Mboto Kangampu,,,,,,,
#kalemboade

No comments:

Post a Comment

Kadis Lingkungan Hidup hari ini bersama seluruh staf bersih-bersih sungai

Kadis Lingkungan Hidup memakai sepatu Bout hari ini bersama seluruh staf kembali melakukan aksi bersih-bersih menyusuri sungai Wae Bobo...