Tuesday, August 23, 2016

"Tari Caci". Tarian Perang Legendaris Masyarakat Manggarai Flores, NTT

Foto 19/8/ 2016  
TARI CACI 
Tarian Perang Legendaris Masyarakat Manggarai Flores, NTT
 
Dari ujung timur Manggarai tepatnya di Kota Borong, sorak soray penonton, lantunan lagu bak pantun berbalas antara para kelompok, dengan iringan musik gong dan gamelan khas manggarai flores. Pertunjukan budaya tradisional suku manggarai memeriahkan kemerdekaan Republik Indonesia yang ke 71, tahun 2016. 
 
Bicara masalah budaya, secara umum budaya adalah suatu cara hidup yang berkembang secara bersama pada suatu kelompok orang secara turun-temurun dari generasi ke generasi. Budaya terbentuk dari banyak unsur yang sulit meliputi sistem agama, dan politik, adat istiadat, bahasa, pakaian, karya seni, perkakas, dan bangunan. 
 
Istilah budaya atau kebudayaan berasal dari bahasa Sanskerta yaitu buddhayah, sebagai bentuk jamak dari buddhi (budi atau akal) yang diartikan hal-hal yang berkaitan dengan budi, dan akal manusia, atau keseluruhan dari yang kompleks yang di dalamnya terkandung pengetahuan, kepercayaan, kesenian, moral, hukum, adat istiadat, dan kemampuan-kemampuan lain yang didapat seseorang sebagai anggota masyarakat, (Edward Burnett Tylor). Sedangkan, Seni Secara Umum adalah segala sesuatu yang diciptakan manusia yang mengandung unsur keindahan dan mampu membangkitkan perasaan orang lain. Istilah seni berasal dari kata sanskerta dari kata sani yang berarti pemujaan, persembahan, dan pelayanan yang erat dengan upacara keagaaman yang disebut dengan kesenian, oleh karena itu perbuatan manusia yang dapat mempengaruhi dapat menimbulkan perasaan indah itu seni, (Ki Hajar Dewantara).
 
Tari Caci ini juga merupakan salah satu kesenian dan budaya, tari caci juga adalah tarian tradisional yang cukup terkenal di Flores, NTT. Tarian ini sering ditampilkan di berbagai acara seperti saat syukuran musim panen (hang woja), ritual tahun baru (penti), dan berbagai upacara adat lainnya.
 
Kali ini saya berskesempatan menonton secara langsung pagelaran Tari Caci yang di selenggarakan oleh Kecamatan Borong Kab. Manggarai Timur. Pertujukan Tari Caci ini di ikuti dari berbagai “Landang”(Tamu) dari seluruh kampung di kecamatan Borong.
Tarian Caci merupakan Tarian Legendaris, dimana tarian ini merupakan tarian perang yang khas dari masyarakat Manggarai di Pulau Flores, NTT. Tarian ini merupakan tarian yang dimainkan oleh dua penari laki-laki yang menari dan saling bertarung dengan menggunakan cambuk dan perisai sebagai senjatanya. 

Menurut sumber sejarah yang ada, Tari Caci ini berawal dari tradisi masyarakat Manggarai dimana para laki-laki saling bertarung satu lawan satu untuk menguji keberanian dan ketangkasan mereka dalam bertarung. Tarian ini kemudian berkembang menjadi sebuah kesenian dimana terdapat gerak tari, lagu dan musik pengiring untuk memeriahkan acara. Nama Tari Caci sendiri berasal dari kata “ca” berarti “satu” dan “ci” yang berarti “uji”. Sehingga caci dapat diartikan sebagai uji ketangkasan satu lawan satu.
 
Sebagaimana fungsinya, tarian ini merupakan media bagi para laki-laki Manggarai dalam membuktikan kejantanan mereka, baik dalam segi keberanian maupun ketangkasan. Walaupun terkandung unsur kekerasan didalamnya, kesenian ini memiliki pesan damai di dalamnya seperti semangat sportivitas, saling menghormati, dan diselesaikan tanpa dendam diantara mereka. hal inilah yang menunjukan bahwa mereka memiliki semangat dan jiwa kepahlawanan di dalam diri mereka.
 
Tari Caci ini dilakukan oleh sekelompok penari laki-laki dengan bersenjatakan cambuk dan perisai. Dalam pertunjukannya, sekelompok penari tersebut dibagi menjadi dua bagian dan dipertandingkan satu lawan satu. Sebelum penari dipertandingkan, pertunjukan terlebih dahulu diawali dengan Tari Danding (Nyanyian dengan Tarian) Manggarai. Tarian tersebut dilakukan oleh penari laki-laki sebagai pembuka acara dan meramaikan pertunjukan Tari Caci. Setalah tarian pembuka selesai kemudian dilanjutkan dengan atraksi Tari Caci. Saat kedua penari akan memasuki arena, penari terlebih dahulu melakukan pemanasan dengan melakukan gerak tari. Kemudian mereka saling menantang sambil menyanyikan lagu-lagu adat, lalu pertandingan pun dimulai. Dalam atraksi ini juga terdapat beberapa aturan, pemain hanya boleh memukul pada tubuh bagian atas lawanya seperti bagian lengan, punggung, atau dada. 
 
Selain itu penari harus bisa menangkis atau menghindar dari serangan lawan. Apabila tidak, maka dia akan terkena serangan lawan dan menyisakan luka ditubuhnya, bahkan hingga berdarah. Pemain bertahan akan dinyatakan kalah apabila terkena cambuk di matanya. Setelah semua penari sudah dimainkan, kemudian kedua kelompok dikumpulkan dan melakukan jabat tangan atau berangkulan sebagai tanda damai dan tidak ada dendam di antara mereka.
 
Dalam pertunjukan Tari Caci ini biasanya diiringi oleh alat musik tradisional seperti gendang dan gong, serta nyanyian "nenggo" (paduan suara) atau "dere" (nyanyi) dari para pendukung. Dalam pertunjukan tersebut setiap kelompok biasanya memiliki pendukung sendiri-sendiri. Layaknya sebuah pertandingan olah raga, para pendukung juga bersorak-sorak memberikan dukungan dan semangat kepada para penari agar bisa menang.
 
Dalam pertunjuakan Tari Caci ini, penari juga menggunakan kostum layaknya prajurit yang akan maju ke medan perang. kostum para penari biasanya hanya menggunakan penutup kepala (pangkal) dan pakaian pada bagian bawah saja, sehingga tubuh bagian atas tanpa busana. Pada penutup kepala penari menggunakan topeng yang terbuat dari kulit kerbau yang keras untuk melindungi wajah dari serangan lawan. Sedangkan pada tubuh bagian bawah menggunakan celana panjang berwarna putih dan sarung songket khas Manggarai berwarna hitam. Sebagai aksesoris diberi giring-giring yang berbunyi mengikuti gerakan penari. Selain itu penari membawa cambuk dan perisai sebagai senjata, yang terbuat dari kulit kerbau/ sapi yang sudah dikeringkan.
 

Semoga bermanfaat........

No comments:

Post a Comment

Kadis Lingkungan Hidup hari ini bersama seluruh staf bersih-bersih sungai

Kadis Lingkungan Hidup memakai sepatu Bout hari ini bersama seluruh staf kembali melakukan aksi bersih-bersih menyusuri sungai Wae Bobo...