Friday, March 16, 2018

Jangan Remehkan Kulitnya



Borong(AHJ). Sedikit saya bercerita kisah hidup yang membuat jengkel namun kadang lucu bila diingat kembali.

Waktu itu sekitar tahun 2003, nilai kur rupiah sekitar Rp 9.000/@$, smentara sekarang anjlok di Rp.14 ribu/@$, jadi waktu itu pekerjaan masih serabutan, apa saja bisa dilakukan yang penting halal, namun kondisi dompet stabil alias tak pernah kosong, kebetulan saya dapat sebuah kontrak pengecatan MCK di kampung, dari proyek P2D JBIC Jerman kalo tidak salah, lumayanlah dari 3 unit saya dapat fulus sekitar Rp.600ribu, dan duitnya sudah saya pegang dan tersimpan rapi di dompet kuningku.

Singkat cerita, kala itu saat mengerjakan pengecatan terakhir, saya mendapat khabar duka dari keluarga bahwa kaka iparku meninggal dunia karena kecelakaan bis di ncai kapenta Bima, sontak kaget bersama rekan rekan tanpa pikir panjang saya meninggalkan pekerjaan menuju rumah duka tanpa persiapan apapun, badan masih belepotan, belom mandi, tentunya baju dipenuhi bercak cat tembok, pokoew sembrono lah anak jaman now cakap.

Namun sebelum sampai di rumah duka, ban motor gembos alias bocor, padahal jarak masih lumayan jauh, terpaksa kita dorong sambil mencari bengkel tambal terdekat, namun karena waktu sudah masuk gelap tak ada yang buka, akhirnya saya menuju salah satu bengkel di ujung desa saat itu, untungnya saya sempat mengajak salah satu kawan namanya bang "OpiK", dia kawan yang na'e lemboade (red;Penyabar).

Akhirnya sampailah di bengkel tersebut, sepertnya masih buka karena masih terlihat beberapa sepeda motor yang lagi menunggu proses bakar, kudekati pemilik bengkelnya "permisi saya mo tambal ban juga, masih bisa,,,?' tanyaku, karena waktu itu saya berpikir sudah masuk jam malam sekitar jam 7 petang. 

Pemilik bengkel terlihat cuek dan sinis sekali, saya mencoba perfikir positif saja mungkin pengaruh capek banyak orderan, saya mencoba tenang, beberapa waktu kemudian pemilik bengkel menjawab "Bisa, tapi harus bayar 15ribu", saya sempat kaget bukan kepalang dengan tawaran yang berapi-api mungkin ini penolakan secara tidak langsung, "Ok bisa pak" jawabku. 

Tarif yang begitu fantastis kala itu, karena tarif standar yang berlaku sekitar Rp.3 ribu saja, jadi naik lima kali lipat, tak apalah terima saja, namun spertinya dia menganggap remeh sekali, dengan kondisi badan yang belepotan ternyata bisa membuat prestise anjlok, bukan sengaja tapi huru-hara menuju rumah duka.

Beberapa menit kemudian, penambalan sudah selesai, "Berapa pak?", saya mencoba bertanya kembali sapa tau mungkin dia salah sebut atau sekedar becanda, jawaban dengan penuh keraguan namun tetap sama, kutarik dompet dalam saku belakangku, terlihat beberapa uang receh sepertinya pas, namun terpikir saat itu sepertinya ni orang menolak saya dikira saya tak punya uang buat bayar ongkos tambal ban, dengan terpaksa saya mengeluarkan selembar uang kertas warna merah 100ribu, terlihat bapak itu kaget dan malu saat membuka dompet dia melihat ada beberapa deret uang merah, akhirnya menunggu lama lagi karena atak ada uang buat kembalinya. Saya mencoba diam dan tenang sambil senyum-senyum dikit, dan merenung ternyata ada orang yang meremehkan orang dari penampilannya.

Beberapa menit kemudian muncullah bapak dan istinya sembari tergopoh-gopoh, 180 derajat berbalik haluan begitu familyar dibanding sebelumnya, astagfirullah,,,,

Namun itu hanya sedikit testimoni hidup saya yang kita ambil hikmahnya saja, bahwa kita jangan dulu meremehkan orang lain ketika melihat suatu kekurangan yang nampak, boleh jadi sebenarnya orang lain itu sifat dan sikapnya sederhana dengan tidak menampakan kelebihan-kelebihannya.

Kadang kita tertipu oleh kasingnya padahal di dalamnya hati orang begitu baik, terkadang ketika menguji seseorang yang bisa kita jadikan sahabat, awalnya kita mesti menampakan kekonyolan dan keluguan, namun ketika dia menerima dengan tidak merendahkan kita, maka itulah sahabat sejati, sahabat yang selalu ada ketika apapun kondisi kita.

Jangan remehkan orang lain bisa jadi orang yang kita remehkan tadi akan lebih sukses hidupnya dibanding Kita.

Mohon maaf bila ada yang kurang berkenan
Terima Kasih
#Kalemboade

Monday, March 12, 2018

Pesona Wera : Oi Nca Waterfall





Borong (AH Journey). Air terjun adalah formasi geologi dari arus air yang mengalir melalui suatu formasi bebatuan yang mengalami erosi dan jatuh ke bawah dari ketinggian(wikipedia.org).

Wisata air terjun merupakan wisata alam yang banyak digemari oleh wisatawan, baik lokal maupun mancanegara, dengan suasana yang sejuk, pemandangan yang hijau menyejukkan mata, deburan suara air yang tak henti membuat relex dan menghilangkan sedikit kepenatan.

Di Indoneia memiliki banyak sekali air terjun, baik yang sudah diketahui maupun yang belum, yang sudah terkenal di dunia maupun yang belum dikenal dunia.

Seperti halnya dengan air terjun yang ada di wilayah Kabupaten Bima Nusa Tenggara Barat, ada air terjun yang sudah mendunia seperti air terjun benang kelambu yag berada di Lombok Utara pulau Lombok, namun masih banyak air terjun yang belum diketahui atau di Expos media sehingga belum terkenal, padahal pesona dan keanggunannya tak kalah menarik dari air terjun lainnya.

Salah satu air terjun yang mulai fenomenal beberapa tahun ini adalah "Air Terjun Oi Nca", air terjun ini berada di ketinggian kurang lebih 600 meter MDPL, dengan ketinggian kurang lebih 25 meter.

Air terjun Oi Nca merupakan salah satu air terjun yang berada di kecamatan Wera Kabupaten Bima NTB, tepatnya berada di Desa Bala Dusun Tongga.  Berada di lereng yang diapit oleh dua gunung (Doro Cumpu dan Doro Balero) dengan alam hutan tropis yang masih alami dan kicauan burung menambah keanggunan Oi Nca.

Bagi anda yang ingin mengunjungi Oi Nca sangatlah mudah dan anda tak perlu merogoh kocek banyak, karena lokasi dan medannya tak sulit dijangkau, kita bisa menggunakan kendaraan bermotor baik roda dua atau empat, kalau anda memulai perjalanan dari Kota Bima kita bisa mengambil rute tujuan Wera, setelah sampai di Wera anda mengambil arah ke Desa Nunggi, sejenak anda beristirahat di Nunggi anda bisa melanjutkan kembali perjalanan ke Desa Bala lalu menuju Dusun Tongga, setelah sampai di Tongga anda akan melanjutkan perjalanan menuju Air Terjun, sampai di ujung jalan sepertinya sedikit berjalan kaki karena medan yang dilalui tidak di mungkinkan untuk kendaraan bermotor, waktu yang diperlukan sekitar 2  jam dari Kota Bima. Bila anda starnya dari Sape atau Labuan Bajo Flores, anda bisa langsung menuju Wera melalui pantai utara, lalu dengan rute yang sama menuju Desa Nunggi, waktu yang diperlukan juga hampir sama sekitar 2 jam perjalanan.



Biasanya kalau hari libur pengunjung Oi Nca lumayan banyak. Biarpun tempatnya cukup jauh, tetap jadi tujuan pengunjung lokal ataupun luar kota. Fasilitas dasar yang tersedia belum ada, belum ada warung di lokasi Oi Nca, namun anda bisa mempersiapkan bekal dari rumah atau bebrbelanja di Kior-kios warga di Dusun Tongga.

Sejauh ini belum ada tempat menginap, karena memang tempat wisata ini masih rintisan belum mendapat perhatian lebih dari pemerintah.

Tertarik buat berlibur kesini ? Ayo ke Wera, karena bukan hanya Air Terjun, namun panganan tradisional yang melegenda "Kadodo wera"(Dodol) siap menyambut anda.

Terima Kasih semoga bermanfat.

by : AH Jorney


 

Saturday, March 10, 2018

Jangan Minder jadi Wanita Desa




Borong (AH Journey). Jangan minder jadi wanita desa atau wanita yang tinggal di pedesaan, karena wanita yang tinggal di pedesaan lebih subur dari wanita yang tinggal di perkotaan. 

Seperti sebuah penelitian dari Boston University School of Medicine yang dilansir oleh (Kompasiana.com)19/01/2016, Sebuah penelitian di Amerika Serikat menemukan perbedaan tingkat kesuburan pada wanita yang tinggal di dekat jalan raya utama, seperti di daerah perkotaan dan wanita yang tinggal di udara bersih, seperti di pedesaan.

Menurut penelitian, wanita yang hidup di tengah-tengah udara dengan pencemaran asap knalpot tinggi lebih berisiko mengalami masalah kesuburan dibanding yang tinggal di udara lebih bersih. 

Peneliti telah mengamati lebih dari 36.000 wanita dari tahun 1993 hingga tahun 2003. Peneliti juga menganalisis tingkat polusi udara dan asap kendaraan lalu lintas di masing-masing daerah rumah para wanita tersebut.

Dalam masa penelitian, dilaporkan sebanyak 2.500 kasus wanita mengalami gangguan kesuburan atau infertilitas.

Penelitian menunjukkan, wanita yang tinggal di dekat jalan utama, sekitar 200 meter, mengalami risiko infetilitas 11 persen lebih tinggi dibanding wanita yang tinggal jauh dari jalan raya. Menurut pemimpin penelitian dari Boston University School of Medicine, dokter Shruthi Mahalingaiah, risiko wanita mengalami infertilitas karena polusi udara memang tidak terlalu tinggi. Akan tetapi, seorang peneliti lingkungan dari Barcelona Institute for Global Health, Mark Nieuwenhuijsen mengatakan, risiko itu memang kecil jika dilihat secara individu, tapi bisa menjadi masalah besar secara global.

"Untuk masyarakat secara keseluruhan sangat penting, karena begitu banyak wanita yang terkena polusi udara," tulis Nieuwenhuijsen. Untuk melihat kaitan antara infertilitas dan polusi udara, para peneliti mengambil sampel partikel padat maupun cair yang terdiri dari debu, kotoran, jelaga, hingga asap dari daerah rumah para wanita yang diteliti.

Penelitian yang dipublikasikan dalam Jurnal Human Reproduction menunjukkan, wanita yang tinggal di dekat jalan utama, sebanyak 5 persen lebih tinggi melaporkan kasus infertilitas primer dan 21 persen melaporkan infertilitas sekunder.


Selain udara yang bersi Ada banyak kelebihan tinggal di desa dibanding tinggal di kota, salah satunya akan lebih dekat dengan alam. Apabila anda pencinta alam, anda juga pasti akan senang tinggal di desa. Masyarakat yang hidup bercocok tanam, mengandalkan alam sekitarnya untuk kehidupannya, anda akan menikmati hasil alamnya secara langsung.


Akan berbeda dengan kehidupan di perkotaan, dengan tingkat kebisingan yang tinggi, kualitas udara yang tercemar asap-asap pabrik industri, populasi kendaraan yang sangat tinggi hingga menimbulkan kemacetan dan menambah pencemaran udara dari asap knalpot kendaraan, hidup kita akan mudah stres.  

Di desa sepertinya tidak terjadi seperti itu, sehingga akan membuat hidup kita rileks dan terhindar dari stres.

Ayo jalan-jalan ke Pedesaan,,,,,,,,,













Di Kampung Ende ku temukan Jati Diri


Ku abadikan ini sebagai kenangan setelah kembali ke tanah leluhur

Borong, Flores NTT.
Mohon do'a dan dukungan
Cuaca masih extrim di ufuk barat.
Butuh persiapan matang untuk menerjang badai.
Keyakinan sepertinya begitu kuat ke arah itu, dan itu pernah terbukti berturut-turut bahwa financial tak selalu menjadi penentu "Masih banyak jalan ke Jedah". Namun itu kembali kepada khalayak sebagai salah satu motor dalam penentuannya.

Dengan waktu penantian yang tak lama lagi akan memberikan peluang agar bisa menjadi lebih baik lagi setelah itu "can be anybody you want to".

"Dirimu masih terlalu muda",,,,,Masih terngiang ditelinga ketika sebuah testimoni ringan dalam kancah otonomi level bawah, terbantahkan ketika sang proklamator usia 41 tahun menjadi pemimpin sebuah bangsa yang sejak usia 24 tahun berkecimpung memikirkan nasib Nusantara. Soekarno pernah diasingkan di bumi flores Ende, dalam kesunyian memikirkan sebuah falsafah bangsa yang sekarang menjadi pedoman dan central dari sumber hukum lainnya.

TGB, begitu belia di usia 34 tahun menjadi wakil rakyat di senayan, 37 tahun bisa menjadi pemimpin NTB, 2 periode tak terbantahkan, dan digadang-gadang maju ke level Istana, dan sekarang menjadi Ketua Alumni Al Azhar Mesir Indonesia menggantikan Prof. Quraiys Sihab.

Di Kampung Ende ku temukan Jati Diri, sebuah kampung yang berada di tengah kota Borong Manggarai Timur yang mayoritas penduduknya dari Ende, kampung yang melahirkan sejuta kenangan, kampung yang memberi pelajaran bagaimana hidup rukun dalam perbedaan, bagaimana menyikapi perbedaan Keyakinan, kesabaran terlahir disini. 

Delapan tahun sudah, waktu begitu singkat, namun kerinduan akan tanah leluhur mulai membuncah, keberadaanku disana bukan berarti diriku menjadi yang diasingkan oleh tanah kelahiran yang sempat terpuruk dalam penyalah gunaan sistem, panggilan jiwa bahwa dimanapun selalu siap untuk mengabdi, dan itu adalah tujuan.

Tak mesti ada alasan kelasik yang menghambat suatu perubahan, cuma karena tingkat keberanian dan mindshet yang perlu diterapkan dalam menuju perubahan. Ada banyak solusi tentang itu, dan sudah banyak diterapkan dalam janji-janji, namun sedikit sekali yang terealisasi, mengapa,,,?, itu sudah menjadi rahasia umum, dan pola itu mesti dirubah dari sekarang. Bersatu, berpadu, merupakan sebuah harapan.

Siap untuk kembali bukan menjadi kumbang penghisap, namun lebih pada kembali untuk merubah menjadi lebih baik lagi.
Mboto Kangampu,,,,,,,
#kalemboade

Wednesday, March 7, 2018

Kalau GESIT,,,,, Anda Bisa menjadi Apa Saja

Borong (AHJ). Menjadi Sukses dalam hidup itu butuh proses, ketika belum mencapainya kita harus berfikir kembali dan bertanya "apakah ada sesuatu yang mengganjalnya ?".

Dalam proses itu tentunya butuh yang namanya Usaha yang terus diperjuangkan, namun akan lengkap bila kita selalu berdo'a untuk memohon Rahmat dan Karunia ALLah SWT, karena atas iziNYA lah sukses itu bisa diraih. Begitu pula sebaliknya bila hanya berdo'a saja dan tak dibarengi dengan usaha yang sungguh-sungguh.

Tapi Sukses yang diraih tentu yang menentukan potensi itu dari kita sendiri, salah satu indikatornya adalah "Gesit", artinya kita harus cekatan, lincah, cepat dengan tidak mengulur-ngulur waktu.

Ada beberapa tips kunci sukses DR. Rizal Ramli memberikan melalui 3 G sebagaimana yang dilansir (TEMPO.CO)22/12/ 2015, beliau mengatakan orang sukses itu memeiliki 3 G tersebut, G yang pertama, ucap beliau, adalah gesit otak, artinya cerdas. Menurut dia, orang cerdas punya banyak kesempatan. Yang kedua adalah gesit tangan. "Enggak cerdas tapi banyak mengambil inisiatif. Bekerja beyond the call of duty,", bekerja di luar panggilan tugas.

Lebih lanjut beliau mengatakan bahwa dalam dunia kerja dan dunia apa pun, orang yang berhasil justru yang gesit tangan, bukan gesit otak, gesit otak hanya cocok bekerja di dunia akademik atau penelitian. Tapi, di lapangan kerja, kriteria yang paling penting adalah gesit tangan.
G yang ketiga adalah gesit gaul. "Bukan dugem. Maksudnya adalah banyak teman, ikut organisasi, punya network. Dari sekian banyak teman atau rekan kita tentunya akan ada beberapa orang yang menonjol, dan biasanya teman yang berhasil akan mengajak temannya agar ikut berhasil dan sukses juga.

Namun orang juga bisa sukses dengan satu "G" saja, akan lebih hebat lagi bila memiliki dua "G", tapi ketika kita bisa memiliki ketiganya maka kita bisa menjadi apa saja. Tandas beliau, "you can be anybody you want to" Sudah cerdas, orangnya banyak inisiatif, gaulnya enak pasti jadi apa aja bisa." 

Semoga kita bisa memaksimalkan kemampuan kita dalam usaha meraih sukses, baik itu sukses dunia lebih-lebih sukses di dunia untuk akhirat.

Semoga bermanfaat
#Kalemboade

Kadis Lingkungan Hidup hari ini bersama seluruh staf bersih-bersih sungai

Kadis Lingkungan Hidup memakai sepatu Bout hari ini bersama seluruh staf kembali melakukan aksi bersih-bersih menyusuri sungai Wae Bobo...