Wednesday, October 25, 2017

Pesona Copa de Flores (Danau Tiga Warna Kelimutu)



Mengunjungi keindahan pulau flores ibarat jalan yang tak berujung, begitu banyak tempat-tempat exotic buat melepas kepenatan. Pulau dengan segudang pesona , jadi wajar bila “S.M.Cabot” menamakan pulau ini dengan “Flores” yang berarti “Bunga”, nama ini diambil dari bahasa portugis “Copa de Flores” yang berarti ” Tanjung Bunga”, berada di Provinsi Nusa Tenggara Timur, Indonesia. Flores termasuk dalam gugusan Kepulauan Sunda Kecil bersama Bali dan NTB, dengan luas wilayah sekitar 14.300 km². 
Nama ini secara resmi dipakai sejak tahun 1636 oleh Gubernur Jendral Hindia Belanda Hendrik Brouwer. Nama Flores sudah dipakai hampir empat abad. Lewat sebuah studi yang cukup mendalam Orinbao (1969) nama asli Pulau Flores adalah Nusa Nipa yang berarti Pulau Ular. 
Perjalanan kali ini menuju Danau Tiga Warna Kelimutu, selama ini saya hanya melihat Danau Kelimutu di TV dan dulu waktu kecil terpampang di uang kertas Lima ribu rupiah. Namun, rasa penasaran akan keindahan ciptaanNYA terobati ketika dapat melihat secara langsung Danau Kelimutu. Sedikit cerita tentang Danau Kelimutu, danau ini terletak di kawah gunung Kelimutu, lokasi Danau ini tepatnya di Desa Pemo, Kecamatan Kelimutu, Kabupaten Ende. Gunung Kelimutu ini memiliki tiga buah danau kawah di puncaknya. 

Danau ini dikenal dengan nama Danau Tiga Warna karena memiliki tiga warna yang berbeda, yaitu merah, biru, dan putih. Walaupun begitu, warna-warna tersebut selalu berubah-ubah seiring dengan perjalanan waktu. Kelimutu merupakan gabungan kata dari "keli" yang berarti gunung dan kata "mutu" yang berarti mendidih. Menurut kepercayaan penduduk setempat, warna-warna pada danau Kelimutu memiliki arti masing-masing dan memiliki kekuatan alam yang sangat dahsyat. 
Danau atau Tiwu Kelimutu di bagi atas tiga bagian yang sesuai dengan warna - warna yang ada di dalam danau. Danau berwarna biru atau "Tiwu Nuwa Muri Koo Fai" merupakan tempat berkumpulnya jiwa-jiwa muda-mudi yang telah meninggal. Danau yang berwarna merah atau "Tiwu Ata Polo" merupakan tempat berkumpulnya jiwa-jiwa orang yang telah meninggal dan selama ia hidup selalu melakukan kejahatan/tenung. Sedangkan danau berwarna putih atau "Tiwu Ata Mbupu" merupakan tempat berkumpulnya jiwa-jiwa orang tua yang telah meninggal.
Para penduduk di sekitar Danau Kelimutu percaya, bahwa pada saat danau berubah warna, mereka harus memberikan sesajen bagi arwah orang - orang yang telah meninggal.
Luas ketiga danau itu sekitar 1.051.000 meter persegi dengan volume air 1.292 juta meter kubik. Batas antar danau adalah dinding batu sempit yang mudah longsor. Dinding ini sangat terjal dengan sudut kemiringan 70 derajat. Ketinggian dinding danau berkisar antara 50 sampai 150 meter.
Awal mulanya daerah ini diketemukan oleh orang lio Van Such Telen, warga negara Bapak Belanda Mama Lio , tahun 1915. Keindahannya dikenal luas setelah Y. Bouman melukiskan dalam tulisannya tahun 1929. Sejak saat itu wisatawan asing mulai datang menikmati danau yang dikenal angker bagi masyarakat setempat. Mereka yang datang bukan hanya pencinta keindahan, tetapi juga peneliti yang ingin tahu kejadian alam yang amat langka itu juga.

Kawasan Kelimutu telah ditetapkan menjadi Kawasan Konservasi Alam Nasional sejak 26 Februari 1992. Wisatawan yang datang ke Kawasan Wisata Alam Kelimutu, selain dapat menikmati keajaiban Danau Tiga Warna, juga dapat mengamati keanekaragaman hayati dalam Kebun Raya Kelimutu.
Danau Kelimutu, terletak di Kecamatan Kelimutu, Kabupaten Ende (hanya berjarak 55 km dari Ende atau 100 km dari Maumere), menuju Kelimutu dari beberapa arah, mulai dari kawasan barat Pulau Flores hingga kawasan timur. Dari arah barat, wisatawan bisa menempuh jalur darat dari Labuan Bajo.
Labuan Bajo merupakan kota pelabuhan sekaligus "pintu masuk" Flores dari kawasan barat. Wisatawan bisa menggunakan Kapal Ferry dari Pelabuhan Sape di Sumbawa atau pesawat terbang dari Denpasar yang turun di Bandara Komodo, Labuan Bajo.
Dari Labuan Bajo, wisatawan bisa menyewa mobil atau naik kendaraan umum menuju Ende. Sewa mobil merupakan pilihan terbaik mengingat angkutan umum di jalur Trans flores masih sangat terbatas. Perjalanan dari Labuan Bajo ke Ende cukup jauh dan lama, kurang lebih 9 jam Setelah tiba di Ende, wisatawan akan menuju Moni, desa kecil di kaki Gunung Kelimutu. 
Jarak Ende dan Moni kurang lebih satu sampai dua jam perjalanan. Terdapat beberapa penginapan sederhana di Moni bagi wisatawan yang ingin menginap di lokasi ini.
Selama dua kali mengunjungi danau kelimutu, danau ini mengalami perubahan warna,  dua danau yang berdekatan berwarna hijau muda, sementara satu danau yg terpisah berwarna hijau tua, dalam kunjungan kedua, danau kelimutu menunjukkan perubahan warna dari hijau muda menjadi cokelat tua, sementara danau di sampingnya berwarna hijau muda dan hujau tua. Kelimutu begitu Exsotik, semoga  bermanfaat
Terima kacih……………

No comments:

Post a Comment

Kadis Lingkungan Hidup hari ini bersama seluruh staf bersih-bersih sungai

Kadis Lingkungan Hidup memakai sepatu Bout hari ini bersama seluruh staf kembali melakukan aksi bersih-bersih menyusuri sungai Wae Bobo...