Ubi
Cincang Kampung Ende Borong
Flores
Sore
yang cerah sembari menunggu turunnya senja di ufuk barat pulau bunga yang
diikuti rembulan malem dibalik gunung
poco ndeki nan hijau dan asri, semilir angin pegunungan yang terbaur bersama
derasnya angin laut selatan pantai borong nan luas membentang, membuat rasa
hati bak seperti kampoeng halaman
sendiri. Bersama teman saya mencoba untuk menulis sekelumit pengalaman
traveling dan nikmatnya kuliner yang ada
di Kota Borong.
Tepatnya
saya berada di Kota Borong. Borong adalah ibu kota Kabupaten Manggarai Timur
yang terletak di bagian selatan dari kabupaten manggarai timur. Kota yang
berjarak 180 Km dari timur Labuan bajo yang biasa di tempuh dengan perjalanan
darat baik sepeda motor dan kendaraan umum lainya ditempuh dengan waktu kurang
lebih 4 jam perjalanan, dengan melewati panorama alam yang begitu asri, hutan
yang rimbun dan semilir angin pegunungan ruteng membuat perjalanan anda serasa
enjoy saja. Dua puluh menit anda melewati kota ruteng anda akan melewati Taman
Wista Alam Ruteng dengan hutan tropis yang begitu asri seolah kita berada di
dalam dunia hutan Avatar, panorama Danau Rana Mese yang masih terjaga, kita bisa mampir dalam TWA dengan trekking menantang yang masih
alami.
Danau
Rana Mese Foto diambil Nopember 2015
Danau rana mese terletak di
pinggir jalan utama Ruteng-Borong dengan luas sekitar lima hektar dan berada di
ketinggian sekitar 1200 meter di atas muka laut serta mempunyai kedalaman
sekitar 43 meter. Danau ini masuk dalam kategori danau vulkanik, dahulunya
danau ini merupakan sebuah kawah yang mempunyai pantai curam . Penduduk
setempat juga sering menyebutnya sebagai Danau Kelimutu kecil. Danau ini juga
merupakan salah satu obyek wisata andalan Kabupaten Manggarai Timur. Di danau
anda bisa berkeliling dengan berjalan kaki dan bisa menyewa perahu penduduk, selain itu bagi anda yang hobi
memancing, tak ada salahnya bisa membawa peralatan memancing. Tak ada
salahnya anda mampir dan menikmati keindahan Danau Rana Mese saat anda
berkunjung ke Kota Borong.
Kota borong adalah kota kecil yang
berpenduduk sekitar 30 ribu jiwa ini terdiri dari berbagai suku, bukan hanya
suku asli (Manggarai) namun didiami oleh para pendatang dari berbagai daerah
antara lain, suku ende, bajawa, Timor, jawa, bali, Makasar, bugis bahkan tak
kalah banyak dari daerah tetangga terdekat yang berbatasan langsung adalah suku
mbojo atau bima. Borong dari hasil pengamatan kami adalah daerah yang tingkat
inflasinya paling tinggi yang ditandai dengan perkembangan harga barang yang
begitu tinggi uang lima puluh ribu rupiah seolah tak berharga lagi dibandingkan
dengan daerah asal saya, namun hal tersebut tak menyulut semangat kami untuk
mengenal dan tinggal di daerah ini.
Borong sungguh kota yang sangat
toleransi, mayoritas penduduk borong adalah katolik sekitar 65 % dan sisanya Islam dan lainnya, namun kebebasan beragama
ini sangat terasa sekali, walaupun beberapa daerah lain diterpa oleh berbagai
isu konflik baik sara maupun isu lain, penduduk borong seolah tuli dan bisu
akan hal seperti itu, mereka sibuk dengan kesibukan masing masing dan sangat
menjunjung nilai adat istiadat leluhur mereka. Kebanyakan penyelesaian
kasus-kasus hukum di borong lebih banyak diselesaikan secara adat ketimbang
jalur hukum/kepolisian, sungguh adat sudah menjadi karakter suku manggarai.
Ubi Cincang penggoyang lidah
Rasanya
tidak seru kalau kita ke borong tidak mencicipi yang satu ini, ya…Ubi Cincang, dinamakan
ubi cincang karena dulu cara pembuatannya dengan cara di cincang, seiring
waktu, sekarang kebanyakan menggunakan parut, kalau kita Tanya “apa ada ubi parut…?” Mungkin orang tidak tau, karena ubi parut
masih dinamakan ubi cincang, panganan ini biasa dijadikan camilan bahkan
dijadikan bahan makanan pokok oleh sebagian orang. Kami mencoba untuk memberikan pengalaman seperti apa
cih ubi cincang itu, namaun apa salahnya kalo saya sebelumnya menceritakan asal
dari makanan khas ini, ubi cincang asalnya sebenarnya dari ende tepatnya di pulau
ende kabupaten ende flores yang berjarak 200 km dari kota borong, disana
ubi cincang dijadikan bahan makanan pokok oleh penduduk setempat di era 80
sampai 90 an bukan berarti waktu itu beras tidak ada, tapi Karena kebiasan
mereka, tidak lengkap kalo dalam satu hari mereka tidak makan ubi cincang.
Ubi cincang tentunya bukan hanya
ada di kampung asalnya saja, di Borong pun anda bisa mendapatkan makanan khas
ini juga dengan berbagai varian lauk, mulai dari lauk ikan laut plus sayur dan
sambal goreng, ada juga dengan memakai ayam suir-suir dan sambal goreng, anda
tinggal memesan dua-duanya sekaligus.
Di Borong ternyata pembuatnya berasal dari suku Ende,
bagi mereka tinggal di Borong tidak membuat adat dan kebiasaan menjadi
pudar, bahkan di Borong mereka justru lebih menampakkan diri sebagi orang ende
asli, dan di borong ada perkampungan yang dinamai dengan nama Kampung
Ende, kampung ende umumnya didiami oleh waraga yang berasal dari ende dan pulau
Ende, mereka sudah mulai tinggal di Borong sejak generasi kake buyut mereka.
Bahan baku pembuatan ubi cincang
antara lain dari ubi kayu atau singkong, sayur-sayuran dan ikan laut, untuk
bahan bumbu sederhana juga antara lain tomat, cabai, bawang merah, bawang
putih, gula, garam dan penyedap rasa. Cukup sederhana sekali dan bahan-bahan
tersebut sangat mudah kita dapatkan di pasar. Singkong secara tradisional
sangat diminati, hal itu tak salah, karena singkong memang mengandung cukup
tinggi kalori dan sumber energy yang baik.
Untuk
cara pembuatannya tentu sangat mudah,
pertama kita parut ubi kayu dengan memakai parut kelapa pada umumnya, ubi kayu
yang sudah di parut kemudian kita kukus sekitr 30 menit sampai mateng
menggunakan api sedang, angkat kemudian tiriskan, setelah itu untuk bahan
lauknya kita buat lauk dan sayurnya, caranya dengan di tumis, sementara ikannya
kita goreng setelah itu kita campur dengan bumbu atau sambal goreng dari bahan
tomat, ubi parut yang sudah masak kita hidangkan dengan piring di lengkapi
dengan lauk dan sayurnya dan siap di nikmati, anda akan merasakan nikmatnya
rasa khas makanan tradisional, anda seolah akan terbawa kembali kezaman nenek
moyang kita terdahulu yang waktu itu belum mengenal teknologi pertanian modern.
Bagi
anda yang hobi traveling tentunya tidak susah untuk sekedar mampir di borong,
rasanya anda tidak menginjak borong kalau anda tidak ke kampung Ende sambil
menikmati ubi cincang khas kampung ende. Ubi cincang harga sangat terjangkau
dan jauh dari inflasi, harga satu porsi mulai dari dua ribu rupiah sampai lima
ribu rupiah saja yang membedakannya adalah banyak dan sedikitnya, cita rasanya
sama, sangat murah kan….?. Disamping itu masih banyak lagi makanan khas lainnya
yang anda dapatkan dan anda juga bisa berkeliling kota borong dengan panorama
Pantai dan pegunungan yang asri yang bebas dari pencemaran Lingkungan, sekian
tulisan saya buat, mudah-mudahan setelah anda membaca artikel ini anda bisa
menyempatkan diri untuk melancong ke Borong, Wassalam By La Adi.
No comments:
Post a Comment